jika.. *ngegalau soresore

jika nyawa saja bisa hilang, lantas bagaimana dengan perasaan?

maka tak usah heran berlamalama jika ada perasaan yang datang dan pergi.
atau terhenti samasekali.

***

karena itu saya tak pernah terkejut [apalagi heran] dan memilih menelan sendiri sakit dan airmata saat seseorang tak lagi memiliki perasaan bernama cinta atau sayang pada saya.

tak pernah sekalipun bertanya:

'kenapa?'

'secepat inikah?'

'lantas bagaimana dengan manis katakata kemarin?'

saya faham, maklum, mahfum. alasannya sederhana: he simply stops loving me.

***

ya, pada hemat sendiri, saya yakin, saya faham betul tentang rasa dan katakata.

jika tak ada niatan berdusta, maka manusia cenderung berbicara sesuai perasaannya saat itu.

dan kita WAJIB menyadari kecenderungan tersebut.

seyogyanya kita semua memaklumi kecenderungan manusia untuk bersikap alay.
ala lebay.

apalagi bila sedang mabuk asmara.

utamanya kaum perempuan, yang cenderung menjadi objek katakata manis lelaki.

terlalu naif untuk percaya pada hiperbolik semacam 'kamu hal terbaik yang aku punya', atau 'aku sayang kamu selamanya'

kita harus mengerti hanya ada satu bandung bondowoso dalam legenda;

''seribu candi kan kubangunkan buatmu, jonggrang!,''
dan betul menepatinya.

***

selebihnya adalah suspects manusia-manusia alay, yang kadang tak sadar akan katakata yang mereka racaukan saking mabuknya.

maka dalam hal ini, iwan fals adalah panutan kejujuran terbaik:

seperti biasa
aku tak mampu berjanji
hanya mampu katakan
aku cinta kau saat ini

entah esok
entah lusa nanti
(iwan fals, entah)

***

intinya, baik lakilaki maupun perempuan harus lebih logis mencerna katakata. agar nantinya tak usah banyak yang mempermalukan diri sendiri; mengejar-ngejar orang dan meminta pertanggungjawaban manis katakata yang pernah dinisbatkan padamu.

jika ada yang berkata 'kamu cantik'
itu adalah penglihatannya saat itu

ada yang menyatakan 'aku cinta kamu'
maka itu adalah perasaannya saat itu

jika esoknya, seminggu kemudian, atau setahun, bahkan bertahun-tahun setelahnya dia tak lagi cinta padamu, maka dia bukan pendusta.

mungkin saja perasaannya padamu tak lagi sama.

***

maka kau benar, manisku..

tak ada yang bisa menjamin esok.
lusa.
semuanya 'entah' semata.

someday, i will understand

*16:15 sore, ngegalau sendiri di kamar
inspired tadi siang, sepulang KKNP dan ...

ps:
jujur, saya ketakutan sendiri baca ini tulisanku.
takutka' nikah :p :D
*hwakakaka, ingga'na serius lebba bomo se'iyaa..

oiah, 'cinta' yang saya bahas di sini adalah 'cinta' di antara lakilaki-perempuan pada tataran *masih* pacaran yah,,
'cinta' suami-istri mah, kita bahas lain kali :)

XOXO,
*mmiichan